19 april

Malam minggu, aku di rumah sedang menjadi kepompong. aku merasa butuh space saat ini. 

Kamu pasti sekarang lagi siap-siap main ke kafe (dengan steven).

hmm...

Sore tadi aku ingin bilang hal ini sama kamu, cuman karena kondisinya kurang pas dan kini pun sama akhirnya aku tulis di sini ya.

kalau km ingat, tadi sore kamu sempat berkata, bahwa kamu tidak suka dipaksa. 

Seketika aku sadar setelah telepon itu mati, "apakah selama ini aku terlalu memaksakan mu melakukan hal yang aku inginkan?"

aku merasa egois, kamu tau kan bahwa aku seorang individualis?

aku takut selama ini aku egois dan memaksakan itu ke kamu.

makanya, perkataan kamu saat itu mengganggu pikiran aku, sampai sekarang.

aku tidak ingin menjadi seseorang yang egois.

aku sadar selama ini aku terlalu memaksa untuk mengontrol hubungan ini, dan aku sadar kini...

itu tidak baik untukku, untuk kamu, kita.

aku tidak akan lagi memainkan peran lelaki dalam hubungan ini.

aku akan membiarkan kamu memimpinnya.

aku tidak akan lagi meminta kamu untuk mengajak aku main ke luar dan izin ke bapakku.

aku sadar, semakin aku memintanya, semakin pula kamu merasa terpaksa.

aku ingin inisiatif itu muncul dalam diri kamu sendiri,

makanya aku tidak akan lagi memintanya.

aku tidak marah.

serius.

aku hanya ingin menghargai peran mu sebagai lelaki dan tidak memaksakan diri lagi.

saat kamu membaca ini mungkin aku sudah menerapkannya hehe.

cuman, aku hanya terganggu oleh kalimat yang bilang "kalau memang dia orangnya, pasti akan dilakukan walau sesulit apapun" sedangkan yang aku lihat, mudah sekali bagi kamu untuk meninggalkan aku... itu yang buat aku sedih.

namun aku memutuskan, bahwa aku tak bisa mengontrol hal itu. itu di luar dari kendali aku.

jadi, dibandingkan aku fokus bersedih diri dan ovt berlebihan, lebih baik aku fokus untuk mencintai diriku dan menjadi lebih baik lagi. aku harap "orang itu" versi kamu adalah aku nantinya.

i love u mas :*